Kamis, 01 April 2010

PESAN PESAN KEPADA GURU SEKOLAH MINGGU HKBP CIJANTUNG

KETUA DEWAN KOINONIA MENYAMPAIKAN PESAN KEPADA GURU SEKOLAH MINGGU HKBP CIJANTUNG 


Guru Sekolah Minggu yang telah terpanggil untuk menjadi guru pada anak-anak Sekolah Minggu HKBP Cijantung, mempunyai tanggung jawab memberitakan kebenaran Yesus Kristus kepad anak-anak Sekolah Minggu.


Kemudian sebagai guru sekolah minggu harus terpanggil  secara mendalam terhadap pengenalan tentang pribadi Yesus Kristus (band.Kol.2:6-7; Galatia 2:19-20). Pengenalan tentang pribadi Yesus ini akan memungkinkan para guru sekolah minggu untuk semakin memahami kehendak Allah. Karena Yesus sendiri adalah jalan, kebenaran, dan hidup, membawa orang kepada pengenalan yang sejati akan karya Allah (Yoh 1:18; 14:6). Sebab, Yesus menyatakan dengan tegas bahwa di luar Dia, orang tidak dapat melakukan hal yang benar bagi kemuliaan Allah (Yoh 15:4,5,16). Di samping itu, hanya melalui persekutuan dengan Dialah, seorang guru Kristen semakin menemukan kebenaran yang sesungguhnya. Dan kebenaran yang dinyatakan Allah kepada setiap orang percaya menyangkut segi kognitif (intelek- pemikiran), segi moral, etis, serta spiritual. Selanjutnya kebenaran yang harus dikejar oleh guru sekolah minggu adalah kebenaran realitis, yaitu yang nyata dalam kehidupan. Kebenaran yang demikian akan berupaya membebaskan manusia seutuhnya (bandingkan dengan Yohanes 8:31-32; 17:17).
    
Marilah para Guru Sekolah Minggu, sekali lagi melihat dengan lebih jelas teladan yang telah diberikan oleh Yesus, Sang Guru Agung:
  1. Yesus memiliki panggilan yang jelas.
    Yesus datang dari Allah karena itu Ia tahu persis untuk apa Dia datang (Yoh. 7:16-17). Demikian juga seorang guru  harus tahu panggilannya untuk mengajar, membimbing dan menuntun murid-murid dalam pengenalan mereka kepada Allah.
  2. Yesus menjalankan disiplin rohani.
    Yesus dalam banyak kesempatan membuktikan bahwa Ia memiliki hubungan yang intim dengan Bapa-Nya yang di surga. Seorang guru yang tidak akrab dengan Firman Tuhan, tidak menjalankan kehidupan doanya dengan tekun dan tidak memiliki disiplin rohani lainya, maka tidak mungkin ia memiliki kekuatan untuk bertahan.
  3. Yesus membiarkan anak-anak datang kepada-Nya.
    Yesus mengasihi anak-anak dan ingin mereka datang kepada-Nya (Mat. 18:2-5). Guru  i mengasihi anak-anak bukan karena mereka baik, lucu dan menyenangkan. Mereka juga mengasihi ketika anak-anak tidak pantas dikasihi karena guru memiliki kasih Kristus yang dapat mengasihi tanpa pamrih.
  4. Yesus menggunakan beragam metode.
    Dia mengajar, memimpin diskusi, mengajukan pertanyaan, bercerita, menggunakan kehidupannya sehari-hari sebagai bahan ilustrasi dan bertatap muka secara langsung dengan orang-orang yang dijumpainya. Guru  harus terus belajar supaya kemampuan dan ketrampilannya dalam mengajar semakin bertambah.
  5. Yesus mengajar dengan penuh kuasa.
    Tidak seperti para ahli Taurat dan orang Farisi, banyak orang melihat Yesus mengajar dengan penuh kuasa. Jika seorang guru  mengajar hanya sebatas dengan pengetahuannya dan kemampuannya berbicara saja maka apa yang diajarkan tidak akan membawa dampak yang kekal. Ketergantungannya pada karya Roh Kudus untuk membuat apa yang diajarkan menjadi hidup dan dipakai oleh Allah harus menjadi kesadaran utama seorang guru.
Sedikitnya ada enam (6) segi kehidupan Yesus yang senantiasa mengagumkan, yang perlu diteladani oleh seorang guru Sekolah Minggu di HKBP Cijantung
1.      Dalam segi kepribadian, Yesus memperlihatkan kesesuaian antara ucapan dengan perbuatan. Ia pun menuntut kesesuaian itu terjadi dalam diri murid-muridNya.
2.      PengajaranNya sederhana, realistis, tidak mengambang. AjaranNya selalu sederhana dalam arti menyinggung perkara-perkara hidup sehari- hari.
3.      Ia sangat relasional, dalam arti mementingkan hubungan antar pribadi yang harmonis.
4.      Isi beritaNya bersumber dari Dia yang mengutusNya (Mat 11:27; Yoh 5:19). Selain tetap relevan bagi pendengarNya, ajaran Yesus bersifat otoratif dan efektif (Mat 7:28,29).
5.      Motivasi kerjaNya adalah kasih (Yoh 1:14; Flp 2:5-11). Ia menerima orang sebagaimana adanya, serta mendorong mereka untuk berserah kepada Allah.
6.      MetodeNya bervariasi, namun sangat kreatif. Ia bertanya dan bercerita. Ia melibatkan orang untuk memikirkan masalah yang diajukan. Selain itu, Ia mengenal orang yang dilayaniNya, tingkat perkembangan serta rohani mereka.
Saudara- Saudara Guru Sekolah Minggu HKBP Cijantung yang berjumlah 20 orang, tulisan di atas menjadi acuan saudara untuk mengajar, Tuhan memberkati Saudara!!! Amin…..





1 komentar:

Bagaimana menurut pendapat Anda ??