Minggu, 03 Oktober 2010

Khotbah Anak Anak Sekolah Minggu HKBP Cijantung Minggu 3 Oktober 2010

Penyertaan Allah terhadap Kepemimpinan Yosua
(Yosua 1: 1-8)


Bagaimana penyertaan Allah terhadap Yosua memimpin bangsa Israel masuk ke tanah Kanaan
a. Allah yg punya inisiatif dalam Kepemimpinan Yosua: menetapkan sebagai pemimpin; dan rencana
b. Yosua merespon panggilan kepemimpinan itu
c. Yosua merespon janji Allah
d. Yosua taat pada perintah Allah


  1.  Yosua (Tuhan menyelamatkan) adalah anak Nun (Kel.33:11); Ia sebagai pengganti Musa untuk memimpin bangsa Israel masuk Ke tanah Kanaan (Yos.1:1-3)
  2. Dalam perjalanan menuju negeri perjanjian Kanaan, telah terjadi peralihan kepemimpinan dari Musa kepada Yosua dilakukan berdasarkan perintah Tuhan (Ul. 31:3+7-8). Musa sudah sangat tua, dan ia tidak dapat meneruskan perjalanannya memimpin bangsa Israel memasuki Kanaan. Ia beristirahat di bukit Nebo dan Yosua dipilih Allah untuk menggantikannya.
  3. Bagi Yosua perjalanan menuju Kanaan, masih panjang, penuh rintangan dan tantangan. Tidak mudah baginya memimpin bangsa seperti Israel, yang sehari-harinya hanya bersungut-sungut. Di samping itu, ia harus memimpin bangsa itu berhadapan dengan bangsa-bangsa lain yang daerah dan wilayahnya akan mereka lewati dan masuki (tantangan eksternal). Tantangan internal dan eksternal itu bukan hal yang mudah, terutama bagi dirinya yang baru saja diangkat sebagai pemimpin.
  4. Dalam nats ini kita melihat Allah berfirman kepada Yosua agar Yosua dan seluruh bangsa Israel itu bersiap untuk menyeberangi sungai Yordan menuju tanah Kanaan. Allah berfirman bahwa Yosualah yang akan memimpin bangsa Israel itu untuk menduduki tanah Kanaan (tanah yang dijanjikan Tuhan kepada bangsa Israel). Dan Allah tidak hanya menetapkan Yosua sebagai pemimpin bagi bangsa Israel itu, tetapi Dia juga memberikan semangat kepadanya.
Penjelasan.

  1. Di gunung Sinai, Allah telah memberikan Hukum Taurat kepada Israel melalui Musa. Hukum ini menjadi dasar dan sumber dari segala hukum bagi bangsa Israel sebagai umat yang kudus atau sumber utama untuk hidup beriman kepada Tuhan dan hidup berinteraksi dengan sesama manusia. Hukum ini telah berulangkali disosialisasikan kepada bangsa Israel (lih. Kel. 19).
  2. Di dalam nats ini, TUHAN mengingatkan dan memotivasi Yosua untuk senantiasa setia melaksanakan dan hidup berdasarkan HukumNya dalam memimpin bangsa Israel. Allah menghendaki agar Yosua dalam memimpin perjalanan Israel menuju negeri Kanaan, senantiasa mempedomani hukum-hukumNya.
Dalam nas tersebut ada beberapa hal penting yang perlu kita pahami dan simak yaitu :

  1. Kuatkan dan Teguhkan Hatimu (6,7,9): Kalimat ini tiga kali disebutkan, dan terakhir diungkapkan dalam bentuk pertanyaan (9) untuk maksud menegaskan bahwa kekuatan dan keteguhan hati sangat dibutuhkan seorang pemimpin. Allah memberi dorongan dan motivasi untuk memampukan Yosua di tengah-tengah kepemimpinannya. Karena dia yang dipilih dan ditetapkan oleh Allah dalam memimpin bangsa Israel hingga mereka memiliki negeri yang dijanjikan itu. Di sini, Allah meyakinkan Yosua untuk tidak boleh lemah sedikitpun, tidak kecut dan tawar hati. Yosua tidak perlu mundur, tidak perlu ragu-ragu, tidak mudah dipengaruhi atau terpengaruh dan tidak perlu setengah-setengah hati untuk melaksanakan dan menerapkan hukum Tuhan dalam kehidupan bangsa Israel.
  2. Bertindak Dengan Hati-hati (7,8): Allah menghendaki agar Yosua menempatkan hukum yang diberikanNya melalui Musa menjadi pedoman dalam memimpin bangsa Israel. Allah menghendaki agar Yosua memiliki kesungguhan hati (keseriusan, ketulusan dan kejujuran), bertindak dengan hati-hati (tidak gegabah, tidak oleng, dan selalu bertindak dengan pemikiran yang matang dan akurat), dan tidak menyimpang ke kanan dan ke kiri (menempatkan Allah dan hukumNya sebagai tonggak kehidupan). Allah menginginkan agar Yosua dalam segala keputusan dan tindakan yang akan diambilnya selalu berpedoman pada Firman Tuhan atau berdasar pada hukumNya. Allah menghendaki adanya kesetiaan dan ketaatan yang tulus dan jujur untuk melaksanakan hukum Tuhan.
  3. Merenungkan Hukum Tuhan Siang-Malam (8): Allah menghendaki agar Yosua mengatakan dan menerapkan hukum itu kepada seluruh umat tanpa kecuali, supaya setiap orang mengetahui, memahami dan melaksanakannya di tengah-tengah kehidupannya. Allah menekankan dan menegaskan perlunya pengajaran hukum Tuhan bagi seluruh umat. Selain mengatakan atau mengajarkan, Yosua beserta seluruh umat Tuhan perlu merenungkan hukum Tuhan di setiap waktu, siang maupun malam (tanpa henti-hentinya), yang menandai hidup umat berpusat pada Allah dan hukum-hukumNya. Semua hukum perlu direfleksikan dalam kehidupan sehari-hari.
  4. Yosua Memimpin Bangsa Israel Menuju Negeri Perjanjian (6): Allah telah memilih, mengangkat, mengutus dan memberkati Yosua sebagai hambaNya untuk memimpin bangsa Israel menuju negeri Kanaan dan menjadikan negeri itu sebagai milik pusaka turun-temurun. Ini merupakan suatu kepercayaan yang diberikan Tuhan kepada seseorang.
  5. Memperoleh Keuntungan Dan Keberhasilan (7-8): Inilah tujuan dari sebuah panggilan dan pengutusan, yaitu memperoleh keuntungan dan keberhasilan. Hal itu merupakan gambaran dari kebahagiaan sebagai wujud dari semua perjuangan.
  6. TUHAN, Allah Menyertai Ke Manapun (9): Di sini, Allah kembali menegaskan pernyataanNya yang terdapat dalam ayat 5 bahwa Allah tidak akan membiarkan dan tidak akan meninggalkan Yosua dalam menghadapi berbagai rintangan. Pernyataan akan “menyertai” merupakan suatu jaminan ilahi, yang memampukan Yosua mengahadapi setiap tantangan dan rintangan yang telah menunggu di depan.

Renungan.

  1. Melalui nats ini, kita diajak untuk merefleksikan perjalanan gereja masa kini, yang dapat kita apresiasikan dengan reformasi Luther (1517) yang menegaskan kembali kepada Firman Tuhan dan reformasi Yosua (pada jaman PL, 622 seb. M), yang memusatkan peribadahan di Yerusalem dan yang mendasarkan kehidupannya pada Hukum Tuhan. Dalam hal ini, gereja (orang percaya, keluarga) senantiasa berpedoman pada Firman Tuhan, bukan pada ilah-ilah jaman atau ilah-ilah global.
  2. Tuhan mengajak gereja untuk merenungkan penyertaan Tuhan dalam perjalanannya. Di tengah tantangan dan rintangan yang dihadapi gereja, Allah selalu menyertai. Allah menyatakan penyertaanNya sebagai jaminan untuk menguatkan dan meneguhkan setiap orang percaya.
  3. Tuhan mengajak gereja untuk senantiasa mendasarkan semua perilakunya pada hukum kasihNya.
  4. Tuhan memanggil dan menetapkan kita untuk melakukan suatu tugas dan memberi semangat kepada kita untuk melakukan dalam tugas pelayanan kita Dia mendorong, Dia menyemangati kita sebagaimana Dia menyemangati Yosua.
Dalam melayani Tuhan, kita sebagai pelayanNya seharusnya bersemangat. Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa kita bersemangat dalam melayani Tuhan?
Untuk menjawab pertanyaan ini, maka apabila kita membaca Yosua 1:1-9 ini secara baik-baik, maka kita dapat menemukan tiga alasan mengapa kita bersemangat dalam melayani Tuhan yakni:
1. Karena kita akan mendapat perlindungan dari Tuhan (ay.5);
2. Karena kita akan mendapat pengarahan dari Tuhan (ay.7-9);
3. Karena kita akan mendapat Pahala dari Tuhan (ay.3-4).